Indonesia merupakan penghasil sampah plastik kedua di Indonesia setelah Cina dan membuat Indonesia sebagai penyumbang kebocoran sampah ke laut sebanyak 10% dari total polusi laut dunia (Jambeck et al., 2015). Di sisi lain, Indonesia memiliki target nasional untuk mengurangi polusi sampah ke laut hingga 70% sebelum tahun 2025 melalui sebuah National Action Plan.
(sumber: https://www.google.com/amp/s/theconversation.com/amp/indonesia-needs-more-research-on-how-plastic-waste-in-the-ocean-impact-marine-life-heres-why-124172)
Hal ini berarti bahwa kita hanya memiliki sisa waktu 4 tahun untuk mencapai target tersebut. Di sisi lain, ketersediaan material dasar plastik daur ulang belum mencukupi kebutuhan global dikarenakan rendahnya kualitas plastik daur ulang untuk menyamai kualitas plastik baru. Sebagian besar dari total sampah yang kita hasilkan juga masih berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Padahal di negara-negara maju, TPA hanyalah merupakan opsi terakhir dari alur sampah. Tidak dipungkiri bahwa rendahnya kesadaran masyarakat dan sikap yang cenderung selalu menyalahkan keadaan menjadi salah satu masalah utama dari sulitnya pengurangan, pemilahan, dan pengolahan sampah plastik terutama di skala rumah tangga. TPA di Indonesia sudah banyak yang akan atau bahkan sudah melebihi kapasitas tampungnya. Hal ini membuktikan bahwa TPA bukanlah solusi dari permasalahan sampah di Indonesia namun tahapan di rantai sebelumnya lah yang harus kita perbaiki bersama-sama.
(sumber: dokumentasi pribadi)
Masalah persampahan perlu menjadi perhatian tidak hanya dari pemerintah namun seharusnya juga dari kita selaku konsumen utama yang membeli produk-produk berbahan dasar plastik. Selain itu, perlu adanya jasa edukasi, konsultansi, penelitian, dan teknologi terkait pelolaan sampah di Indonesia. Berangkat dari permasalahan ini, Waste4Change hadir sebagai salah satu karya anak bangsa untuk menjadi solusi Waste Management Indonesia yang bertanggung jawab. Waste4Change melalui produk dan jasanya memberikan banyak edukasi dan opsi kepada kita baik secara individu maupun perusahaan untuk juga ikut berkontribusi untuk membantu pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.
Ada banyak cara untuk berkontribusi dalam pengurangan sampah plastik yang sebelum masuk ke TPA atau ke laut. Kita bisa memulai dengan bijak dalam membeli produk kemasan. Saat ini telah banyak produk komersial yang menggunakan packaging dari plastik daur ulang. Hal ini juga berlaku untuk bahan substitusi dasar pakaian, furnitur, alat makan, kantong plastik dan lain-lain. Ini membuktikan bahwa sekarang kita sebenarnya sudah memiliki lebih banyak opsi sebelum memutuskan untuk memilih suatu produk dan pilihan untuk memikirkan keberlanjutannya. Selanjutnya, kita bisa memulai untuk selalu menyiapkan wadah makanan sendiri saat ingin membawa pulang makanan dari restaurant. Hal ini tidak hanya berguna untuk mengurangi sampah plastik saja, namun juga mencegah adanya sampah makanan.
(sumber: freepressjournal.in)
Ketiga, kita bisa memulai untuk mengelola plastik di rumah dengan memilahnya dari sumber, mendaur ulang maupun dengan menjualnya ke bank sampah terdekat melalui berbagai program Recycle With Us dari Waste4Change (Recycle With Us | Waste4Change). Di program ini kita bisa mengirim sampah plastic, kertas, metal, kaca, minyak jelantah ke cabang-cabang Waste4Change maupun mitra-mitra pendaur ulangnya. Tidak hanya sampah-sampah biasa, sampah puntung rokok pun juga bisa diolah Waste4Change! Malas untuk mencari bank sampah? Jangan khawatir! Waste4Change telah memiliki jasa pengumpulan sampah pribadi yang bernama Personal Waste Management yang akan hadir langsung ke rumah kita. Dengan berlangganan jasa ini, sampah daur ulang termasuk plastik kita bisa diolah di site mereka secara bertanggung jawab. Kita juga dapat memilih opsi berlangganan yang menyediakan laporan tentang sampah kita sehingga kita dapat mengetahui data dan alurnya. Tidak hanya memperpanjang umur dari plastik, hal ini juga membantu meningkatkan standar hidup dari petugas sampah yang dulunya tidak tergabung dalam sebuah sistem pekerjaan yang formal. Kita dapat berkontribusi dalam upaya ekonomi sirkular di sistem pengelolaan sampah Indonesia.
Pengelolaan sampah tidak hanya terbatas pada rumah tangga tapi juga di gedung perkantoran, kawasan perbelanjaan, hotel, restoran, dan fasilitas publik lainnya. Waste4Change juga menyediakan jasa konsultansi untuk skala selain perumahan untuk membuat dampak positif yang lebih besar. Berhubung produk sampah plastic berasal dari proses dan produk manufaktur, Waste4Change memiliki layanan Extended Producer Responsibility berupa In-Store recycling di mana perusahaan manufaktur atau produsen produk berkemasan mampu meningkatkan tingkat pengelolaan materi dari sampah berlabel merek mereka. Hal ini penting untuk mencegah sampah-sampah berlabel merek ini untuk disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, tingkat daur ulang dari sebuah lini bisnis dapat ditingkatkan dan perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari melakukan Extended Producer Responsibility ini. Hasil dari sampah pilahan label bermerk ini akan diolah di Rumah Pemulihan Material Waste4Change dan tidak perlu khawatir akan residunya, sebab, residu akan diolah menggunakan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) setelah proses pencacahan dan pengeringan. RDF ini bisa dijadikan bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar fosil.
Mengingat bahwa kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat sangat penting dalam upaya pengurangan sampah, Waste4Change juga sangat aktif mengadakan edukasi untuk masyarakat contohnya seperti Akademi Bijak Sampah (AKABIS), 3R School Program, bahkan training pengolahan sampah organik dengan larva lalat tentara hitam. Kita bisa mulai dari rumah dari sekedar membantu mencerdaskan anggota keluarga kita, mengajak mereka memilah sampah dan home composting dengan tas kompos dari Waste4Change, berlangganan jasa Personal Waste Management dari Waste4Change untuk ikut serta secara sadar dan aktif dalam mereduksi dan mencegah sampah. Niscaya, peran kecil kita bisa berdampak besar jika dilakukan bersama-sama dan membantu rencana-rencana pemerintah maupun internasional. Mulai dari kita, mulai dari rumah.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog Waste4Change Sebarkan Semangat Bijak Kelola Sampah 2021
Nama penulis: Millati Haqq
Sumber: Jambeck, J. R., Geyer, R., Wilcox, C., Siegler, T. R., Perryman, M., Andrady, A., ... & Law, K. L. (2015). Plastic waste inputs from land into the ocean. Science, 347(6223), 768-771.